Saturday, July 3, 2010

Cari Perhatian itu, ternyata Pertanda

          Setiap hari memang tidak ada hari yang sama, hari itu (entah aku tak ingat tanggalnya, yang pasti akhir Juni 2010) aku tak merasakan adanya kejanggalan, saat itu dirumah hanya ada Kamila dan Aku juga Blessy penjaga rumah kami yang selalu berada di belakang rumah. Kamila dalam hari itu sangat manja, si Kecil ini dalam hari itu bisa 5 kali lebih mengunjungiku yang sedang fokus pada pengerjaan Skripsi, padahal hari sebelumnya hanya sekali ia masuk ke dalam rumah dan tertidur pulas. Pada hari itu aku bisa bolak balik mengantarnya keluar rumah agar dapat bebas bermain dengan maksud hati tak menggangguku yang sedang dirundung konsentrasi tingkat tinggi. Pada saat aku sedang di kamar, aku pura-pura tak tahu Kamila sedang mencariku, aku sembunyi agar ia kembali ke luar dan bermain bersama rumput dan angin.
Kemudian ia kembali mencariku, dan aku kembali bersembunyi di balik tirai dekat Kulkas, karena ia merasa tak ada orang di dalam rumah, ia pun keluar, dan itu terjadi lagi dan lagi.
         Kamila sudah lumayan besar dan pintar, setiap harinya ia selalu berceloteh dan ceria, saking cerianya malah keluarga mengatakan ia terlalu cerewet, jadi terkenang masa-masa menggemaskannya dan keributannya di dalam rumah. Saat malam ia belum mau tidur bila tak ditemani olehku, berkutat di kakiku dan pernah menjadi teman nonton Film Romantic berjudul Cinderella story: Ever After yang 1. Bahkan, dalam percakapan orang tuaku saat Kamila besar nanti dia akan diajak tamasya ke Villa dekat "Sungai Linggo", aku sangat setuju dan sangat menunggu hari tersebut. Namun, itu sudah menjadi masa lampau sekarang. Hari dimana ia menjadi sangat manja adalah hari pertanda bahwa ia akan meninggalkan aku dan keluargaku untuk selamanya dan semua itu karena kecerobohanku. Karena AKU!!! 
          Hari itu, disaat aku diajak oleh adikku dengan tergesa-gesa aku meninggalkan Kamila saat ia sadar bukan saat ia tertidur. Aku pergi ke Toko Buku pinggir jalan dan sudah pasti bila ke Toko Buku yang dilakukan adalah membaca dan membaca dan terlampau lama, aku juga merasa hawa tak enak karena terlampau lama di Toko tersebut, atau hanya perasaanku yang mengatakan harus secepatnya sampai rumah. Lalu, aku pulang dan masih juga bergossip dengan adikku, aku merasa keanehan, kenapa Kamila hari itu jadi pendiam, tak ada suaranya, padahal ia terlampau ramai untuk rumah kami, barulah kemudian aku mencari Kamila di kamarnya dan ternyata Kamila TIDAK ADA! Aku terkejut, aku dibantu adikku mencarinya, Adikku berasumsi Kamila diculik oleh Makhluk yang sulit dicari keberadaannya. Aku tetap masih tak tenang sepanjang sore itu. Aku mencoba menenangkan diri untuk rehat mencari Kamila dengan mandi dengan air segar. Adikku mengetuk pintu dan menyuruhku untuk mandi dengan lebih cepat ada sesuatu yang penting yang ingin ia sampaikan padaku. Setelah aku keluar, ia mengatakan Kamila ada di Kamar Mandi, tapi Kasihan. Mati.
         Aku tak percaya dan tak karuan perasaanku, aku berhambur ke Kamar Mandi yang terletak di dalam kamar orang tuaku dan kulihat ia sudah kaku dan biru.

         Ya Tuhan apa yang dapat aku katakan dan lakukan???

         Tepat saat itu pukul enam sore menandakan waktu kami berdoa sore, aku berbicara dengan Tuhan ala kadarnya dengan disertai tangis menderu dan rasa bersalah yang tak terkatakan. Aku tak dapat menahan tangis hari itu. Aku rasa bila ia diculik aku tak akan merasa seperti sekarang ini, tapi yang terjadi aku lihat ia pergi meninggalkanku dengan tragis, ia terjebak di kloset WC. Aku sangat yakin dia berteriak-teriak memanggilku dan terlampau banyak menyebut namaku. Namun, maaf Kamila aku tak mendengarnya. Maap sekali. Sampai akhirnya kau mati lemas tak kuasa menahan dinginnya air kloset yang dingin dan bau. 
          Kamila, kau masih kecil tapi sudah merasakan saat-saat pedih dimana kau sendirian di dunia dan hanya ada aku, aku yang pernah berbisik "Tenang Kamila, masih ada aku yang juga sedang berjuang di dunia ini. Tenang ya... Semua akan baik-baik saja" , aku berbisik padamu disaat saudaramu pergi meninggalkanmu untuk selamanya waktu itu dan ternyata aku tak ada di saat kau membutuhkanku. Sungguh maaf, benar hari itu dimana kau mencari perhatianku ternyata Pertanda dimana kau akan pergi ke Rumah Tuhan, yang pasti lebih dan sangat menyayangimu melebihi diriku.
Aku mohon maaf Kamila, yang sebesar-besarnya. Selamat berjumpa dengan saudara-saudaramu disana dan berbahagialah. Tak perlu mendoakanku, biarlah aku disini merasa bersalah terhadapmu dan aku harap aku dapat belajar dari kesalahanku. Terimakasih Kamila pernah memberi warna di rumah kami, Terimakasih Tuhan untuk teman baru yang baru saja pergi, terimakasih untuk keberadaanya yang akan selalu terkenang di benakku.

        Selamat Menempuh hidup baru Kamila, di saat aku menulis ini, mungkin kau sudah tiba di gerbang Surga. Ketuklah. maka akan dibukakan.



Memorize to Kamila, little chick that really Cheerful also Talkative.



*Makhluk yang sulit dicari keberadaanya : Tikus 






written by: Kamila's Friend in this earth: Theresia Debby Iriani

1 comment:

  1. always cry when i read this.
    guilty feeling for a cute chick i ever know.

    ReplyDelete